JAKARTA, RAJAWALIPOST.com – Kasus kematian akibat senang menahan BAB memang langka dan jarang terjadi. Sejauh ini, apabila orang dewasa terlalu sering menahan buang air besar atau poop berjam-jam berisiko mengalami impaksi.
“Di mana tinja menjadi keras dan membatu,” kata Asisten Profesor Klinis di Tuoro College of Osteopathic Medicine, New York City, Dr Niket Sonpal. Dan masalah itu bisa diatasi dengan pemberian obat pencahar.
Namun, situs Daily Mail pernah memberitakan ada seorang remaja yang meninggal akibat menahan BAB selama delapan minggu. Berita itu diunggah pada 30 Juni 2015.
Ketakutan Emily terhadap toilet yang menyebabkan ususnya terus membengkak hingga menekan rongga dada dan jantung. Emily sempat mau diobati tapi dia menolak. Sampai pada akhirnya Emily dinyatakan meninggal dunia karena serangan jantung.
Kondisi yang terjadi pada Emily dikenal dengan stool witholding. Menurut Patalog Home Office, Dr Amanda Jeffery, ini umum terjadi pada anak-anak sampai remaja.
Pemeriksaan post-mortem mengungkapkan bahwa Emily memiliki ‘ekstensi besar usus besar’. Dr Amanda yang melihat kondisi terakhir Emily menggambarkan keparahan yang diderita pasiennya tersebut.
“Itu tidak seperti yang pernah saya lihat sebelumnya. Itu sangat dramatis,” kata Amanda dikutip pada Kamis (13/4/2017)
Menurut Amanda, kematian (akibat menahan BAB) seperti Emily bisa dihindari dengan pengobatan yang tepat di waktu yang tepat.
Sumber : http://health.liputan6.com