SIGI,Rajawalipost.com -Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Sulteng, kembali menggelar sosialisasi dan advokasi Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Desa Lawua, Kecamatan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, atau tepatnya di Puskesmas Gimpu, kemarin (5/12/2019).
Dalam sambutannya, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C. Soriton mengatakan, keberhasilan program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga tidak terlepas dari adanya kerjasama kemitraan berbagai unsur, berkumpul bersama masyarakat Kecamatan Kulawi Selatan, beserta para ibu Bidan yang siap melayani masyarakat dalam pelayanan Program KB dan Pembangunan Keluarga.
“Keberhasilan program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga tidak terlepas dari adanya kerjasama kemitraan berbagai unsur, dimana saat ini kita berkumpul disini bersama masyarakat Kecamatan Kulawi Selatan, beserta para ibu Bidan yang siap melayani masyarakat dalam pelayanan Program KB dan Pembangunan Keluarga,” urai Tenny.
Lanjutnya lagi, persentase Kabupaten Sigi dalam capaian di tahun 2019 sampai dengan bulan Oktober 2019 masih agak rendah, sekitar 78 persen, dan kiranya periode sampai bulan ini bisa ditingkatkan lagi. Pencapaian tersebut tambah, Tenny tentunya dapat ditingkatkan dalam peningkatan ber-KB-nya sehingga tidak terjadi Drop Out, demikian pula diharapkan meningkatkan pencapaian penggunaan Kontrasepsi MKJPnya walaupun dalam persentase dari sasaran masih belum maksimal.
Dan khusus kesertaan KB Pria (vasektomi) di Sigi masih cukup rendah, di Tahun ini baru 29 akseptor yang terlayani dari target 68 orang akseptor, sehingga promosi dan konseling perlu terus ditingkatkan agar jargon Suami Sayang Istri dalam program KB lebih meningkat dan semarak.
Sementara itu, Bupati Sigi, diwakili oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, Sofyan Malili, menambahkan kalau pihaknya terus melakukan upaya mensosialisasikan tentang KKBPK, yang merupakan program pemerintah, yang bertujuan melahirkan Keluarga Indonesia yang sehat dan berkualitas.
“Meskipun wilayah Sigi memiliki tantangan dengan bentangan alam, serta infrastruktur yang rusak, akibat bencana alam, namun hal itu, tidak menjadikan alasan kami, untuk melambatkan program KKBPK,” tutupnya.
Dari data yang diterima koran ini, data akseptor KB yang dilayani di Puskesmas Gimpu, dengan rincian, pemasangan IUD atau spiral sebanyak tujuh orang, kemudian implan juga tujuh orang, suntik empat orang, kondom dua orang serta pil, tiga orang.
“Untuk akseptor KB vasektomi, kami sudah menerima daftarnya, bahkan sudah ada yang aktif, namun untuk pemasangannya, kami tidak melakukannya di Puskesmas Gimpu, semuanya dilayani di RS Sigi,” ungkap Nyoman, salah satu pelayan akseptor KB.***