
JAKARTA,Rajawalipost.com – Sejumlah warga di Poso, mendesak untuk melibatkan aparat TNI dalam penuntasan aksi teror di Poso. Aspirasi ini disampaikan kepada Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu (DAS) baru-baru ini oleh para tokoh dan warga di dusun Sipatuo, desa Kilo Kecamatan Poso Pesisir Utara (PPU) saat berdialog Selasa, 28 April 2020.
Menanggapi permintaan warga tersebut, tokoh muda Poso Rizal Calvary Marimbo mengatakan, sejak awal memimpin, Bupati Das sebenarnya tidak serius menuntaskan masalah terorisme di Poso. Sekarang, lima tahun berjalan, malah warganya yang mengingatkan. Padahal ini adalah janji kampanye Bupati lima tahun lalu.
“Dengan segala hormat. Sudah hampir lima tahun. Isunya masih sama. Saya sejak awal sudah membaca ketidakseriusan Bupati menyelesaikan masalah terorisme di Poso. Saya tidak perna dengar beliau datang ke Pusat melakukan lobi-lobi atau menyatakan sikap tegasnya agar pusat menyelesaikan masalah gangguan keamanan di Poso. Ke pusat cuma terima award-award,” ujar Rizal dalam keterangannya hari ini.
Rizal mengatakan, bukannya rajin ke Jakarta melakukan lobi-lobi, Bupati malah sibuk menggelar upacara-upacara ke kampung-kampung.
“Memang teroris takut dengan upacara? Bupati harus datang ke pusat. Temui Bapak Kapolri, Panglima TNI, bila perlu ke Presiden. Sampaikan apa yang terjadi yang sebenarnya di lapangan. Bupati kasih ide solusi ke pemerintah pusat. Jangan hanya sibuk dengan seremonial hormat-hormat sana-sini. Beliau ini sudah sipil. Bukan tantara aktif lagi. Bekerja musti taktis, akalnya musti banyak, cerdas sedikit, dengan cara sipil pula,” ujar Rizal.
Dia mengatakan, masyarakat Poso telah memberi waktu hampir lima tahun untuk menyelesaikan aksi teror di Poso. Faktanya, dengan insiden serangan lalu, ternyata gangguan keamanan masih menjadi ancaman serius. “Bahkan, di era Darmin, terduga terorisnya terang-terangan melakukan serangan ke tengah kota. Bukan lagi disekitar Poso Pesisir sana. Ini di tengah kota,” tukasnya.
Rizal mengatakan, seandainya dirinya menjadi Bupati, dirinya merasa sangat tersinggung sebab aksi teror tersebut di dalam kota dan tak jauh dari kantor Bupati.
“Kejadian kemarin jelas-jelas di depan hidung Bupati. Kalau saya bupati, marah besar sudah. Wibawa pemimpin jatuh. Saya sikat. Sementara ekonomi masyarakat di Poso sangat memprihatinkan, peninggalan budaya Jembatan Pamona juga ikut dibongkar seenaknya,” ucap Rizal prihatin.
Rizal mengingatkan, aksi terorisme di Poso sudah sangat lama. Bertahun-tahun kelompok bersenjata ini tidak selesai juga diringkus. Berangkat dari situasi ini Darmin yang berlatar belakang tentara dengan pangkat terakhir kolonel diharapkan oleh warga Poso mampu menuntaskan masalah keamanan.
“Faktanya, beliau kan serdadu tetapi tidak tegas. Teroris itu juga masih berseliweran dan masih awet di hutan-hutan, lalu bunuh orang,” ucap Rizal.
Tak sampai distu saja, Rizal juga menilai soal keamanan di Poso tidak bisa hanya diselesaikan ditingkat daerah.Oleh karena itu, tambah Rizal Bupati sebaiknya menggunakan semua pendekatan yang ada. Caranya bisa datang ke pusat dan bersinergi dengan pusat guna mencari solusinya, bagaimana mengatasi radikalisme di Poso.
“Bupati tidak mampu melakukan lobi-lobi ke pusat. Cuma habis waktu untuk upacara-upacara, seremonial-seremonial yang tidak penting” tegasnya.
Rizal mengatakan, misalnya, bila operasi Tinombala tidak efektif, Bupati bisa menyampaikan ke pemerintah pusat.
“Sebagai pensiunan tantara kan beliau mestinya lebih tahu, operasi apa yang efektif untuk membersikan teroris di Poso. Gantinya operasi Tinombala itu apa. Diajukkampung-kampun,Jangan diam. Ini nyawa warga Poso taruhannya. Mestinya serius,” ucap Rizal. (DT)