PALU, Rajawalipost – Dari penilaian kelayakan program berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan pada UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat (22), Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-SM) provinsi Sulawesi Tengah menetapkan hasil akreditas tahun 2022 sebanyak 142 sekolah/madrasah. Demikian hal itu disampaikan ketua BAN-SM Sulteng Dr.H.Gazali Lembah,MPd saat membuka rapat koordinasi II (Rakorda II) BAN-SM se-Sulteng di hotel Santika Palu, Minggu sore (4/12/2022).
Urai Gazali, untuk sasaran akreditasi sekolah/madrasah tahun 2022 sebanyak 574 sekolah/madrasah. “Persentasi tertinggi sasaran akreditasi untuk kabupaten/kota ada di kabupaten Parigi Moutong sebesar 12 persen” tuturnya.
Olehnya tutur Gazali, sesuai UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat (22), jelas sekali dinyatakan bahwa sekolah yang beroperasi adalah sekolah yang dinyatakan layak. “Siapa yang menentukan kelayakan itu salah satunya adalah asesor dan setiap hari adalah pengawas dan urusan kesuksesan sekolah adalah urusan kepala dinas pendidikan kabupaten,” ujar Gazali yang juga dosen FKIP Untad itu.
Untuk meningkatkan sinergitas itu lanjut Gazali, BAN-SM Sulteng sudah melakukan kerjasama (MoU) dengan beberapa instansi di antaranya MoU dengan Kemenag kota Palu, Dinas pendidikan Kabupaten Donggala, Dinas Pendidikan kabupaten Parigi Moutong dan Dimas pendidikan provinsi Sulteng. “4 instansi ini sudah kami lakukan MoU. Ke depannya, kami ingin bekerjasama dengan 13 kab/kota maksudnya agat dilakukan secara sistematis bagaimana upaya untuk membangun pendidikan ini sesuai dengan amanah pemerintah,’ tuturnya.
Sementara itu, kepala Kanwil Kemenag Sulteng Drs.H. Ulyas Taha,MPd dalam materinya berjudul ‘Program peningkatan mutu pendidikan madrasah di Sulteng mengungkapkan, awalnya ada anggapan bahwa yang bekerja di Kemenag apalagi berstatus guru madrasah di pandang rendah. Namun anggapan itu sudah berubah seiring berjalannya waktu, dimana orang yang bekerja di kemenag atau guru madrasah sudah suatu kebanggaan. “Motivasi ini harus terus dijaga dan guru madrasah harus bangga,” ujar Ulyas.
Dari catatan kemenag urai Ulyas, madrasah yang terdiri dari RA, MI, MTs hingga Aliyah sebanyak 773 madrasah. “Itu belum dikurangi dengan madrasah yang terpaksa dihentikan operasinya karena tidak memenuhi syarat-syarat pendidikan madrasah,’ pungkasnya.
Sekadar diketahui, Rakorda II BAN-SM diikuti peserta dari perwakilan Bappeda se-Sulteng kemenag, Dikjar, koordinator pelaksana akreditasi kabupaten/kota. (Naf)