PARIMO,Rajawalipost.com – Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), rencananya pada juli 2017 mendatang bakal menggelar kegiatan yang dinamakan Selamatkan Ibu Hamil Melahirkan Berbasis Kolaborasi Partisipatif Suami Siaga (Selimut Kasih Halima) atau penekan anggka kematian ibu hamil, hal tersebut diungkapkan oleh kepala seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG) Eri Wahyuningtias, saat ditemui media ini diruang kerjanya pada kamis, 15/6.
Kegiatan tersebut direncanakan bakal dilaksanakan di Desa Tada Kecamatan Tinombo selatan, pelaksanaan kegiatan ini merupakan implementasi dari hasil Diklatsar pim yang pernah diikuti oleh kepala seksi KKG pada beberapa bulan yang lalu.
Ia mengatakan bahwa, salah satu bagian dari proses penurunan angka kematian ibu hamil adalah, perluhnya kerja sama yang baik dilakukan oleh para pihak baik itu tenaga kesehatan maupun vromkes untuk mengsukseskan program tersebut.
“Jadi yang diangkat nantinya menjadi tenaga kesehatan yang berkolaborasi tersebut antara lain, bidang desa, juru imunisasi, gizi kemudian ppn dan pengelola vromkes,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa, dengan bekerjasamanya semua bidang yang ada di instansi tersebut sesuai dengan Standar Operasional Persedur (SOP) sehingga dapat menekan angka kematian bagi ibu hamil yang bakal melahirkan nantinya.
“saya yakin jika kita yang ada di Dinas ini tidak bekerjasama baik dengan semua bidang-bidang maka apa yang menjadi tujuan akhir kita nanti tidak bisa terlaksana dengan baik, “ jelasnya.
Ia menambahkan bahwa, untuk mensosialisasikan program tersebut dimasyarakat ada beberapa metode atau langka yang pihak dinas bakal lakukan kedepannya nanti yakni, melakukan loncing program dipuskesmas, memasang papan informasi menu pelayanan bagi ibu hamil dan melahirkan disemua Puskesmas-puskesmas nantinya.
“Bidang kami kedepannya, nanti bakal akan melakukan loncing semua program serta memasang biner-biner menu pelayanan bagi ibu hamil dan melahirkan dipuskesmas-puskesmas, yang sesuai dengan SOP dan selain itu juga kami akan memasang stiker kerumah-rumah ibu hamil sebagai pengingat akan kepedulian terhadap kesehatan dirinya serta bayinya,” ungkapnya.
Salain itu kata dia, dengan melihat naik turun grafik angka kematian ibu hamil yang melahirkan, seperti yang terjadi pada tahun 2015 menurut data kami sebanyak 13 kasus, sedangkan ditahun 2016 mencapai 18 kasus. Namun pada tahun ini pihaknya berupaya secara maksimal untuk menekan angka kematian ibu hamil tersebut karena terbukti hingga sekarang sudah pada pertengahan tahun baru mencapai 4 kasus.
“Menurut data grafik yang ada pada kami bahwa, tahun 2015 angka kematian ibu hamil sejumlah 13 kasus, sedangkan pada tahun 2016 mencapai 18 kasus dan alhamdulilah pada saat ini sudah sampai pada pertengahan tahun baru ada 4 kasus yang terjadi,” katanya.
Harapanya bahwa, dengan berjalannya apa yang sudah programkan oleh pihak Dinas tersebut dapat memberikan angin segar dan pengetahuan baru bagi masyarkat Kabupaten Parimo dan khusus bagi ibu hamil agar kiranya dapat memeriksa kesehatannya pada tenaga medis yang ada diwilayah masing-masing.
“kami berharap ibu-ibu hamil agar selalu memeriksa kesehatannya pada tenaga medis yang sudah tersedia di Desa-desa dan puskesmas terdekat sehingga bisa terlayani dan terkontrol dengan baik, serta kalau bisa harus melahirkan pada tenaga kesehatan kami yang sudah tersedia karena hal tersebut merupakan bagian dari indikator penekanan angka kematian ibu hamil melahirkan,” tutupnya. (Main)