BUOL,Rajawalipost – Program ” one man one cow ” Satu orang satu sapi digalakan pemerintah kabupaten Buol 2018 telah meningkatkan populasi sapi dari 18.646 ekor sapi 2018 menjadi 30.517 ekor tahun 2020.
“Program one man one cow , ini intinya program peningkatan populasi sapi, ” Kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi tengah (Sulteng) Ir Usman, saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (5/8).
Usman mengatakan, untuk mencapai target 50.000 ekor populasi sapi 2022, pihaknya telah melakukan berbagai upaya seperti intensifikasi kawin alam (INKA) , inseminasi buatan (kawin suntik).
“tidak selamanya beli sapi, ” katanya.
Selain itu kata Usman, ada peraturan bupati (Perbup) pengendalian sapi betina produktif, induknya masih bisa melahirkan tidak boleh dipotong dan dijual keluar daerah Buol.
“Sapi-sapi betina masih produktif dan bisa melahirkan, tidak boleh disembelih dan dijual keluar daerah Buol, ” Ujarnya.
Pihaknya juga melakukan upaya integrasi antara perkebunan sawit dan sapi, hal ini dilakukan melihat besarnya lahan sawit plasma masyarakat, yang didalamnya bisa dilakukan ternak sapi.
“Dan sebagai upaya menekan angka kesakitan sapi, telah menyiapkan dokter hewan dalam penanganan kesehatannya, ” katanya.
Usman mengatakan, terkait adanya pembangunan ranch peternakan sapi, sebab adanya Janji dari Kementrian Pertanian dalam hal ini dirjen Peternakan akan memberilan 250 bantuan sapi indukan Australia, namun gagal kontrak, kemudian 210 indukan sapi onggol, tapi juga mengalami gagal kontrak.
Sehingga kata Usman, dilakukan pengadaan sapi melalui APBD sebanyak 706 ekor ditempatkan lokasi kota terpadu mandiri (TPM) seluas 119 ha.
Selain pengadaan sapi melalui APBD, juga pengadaan melalui APBdes , saat ini dari 105 desa telah terealisasi 4.400 ekor. Dan pengadaan sapi melalui Aparatur Sipil Negara (ASN) pengelolaanya atas kesepakatan ASN tersebut, dengan masyarakat penerima bantuan.
” Tujuan pembangunan ranch untuk menghasilkan bibit sapi potong, “katanya.
Selain itu tempat masyrakat untuk melakukan sekolah lapan guna studi banding bagi pembuatan bio gas.
“Sebab feses (kotoran sapi) dan kencingnya bisa dirubah jadi bio gas. Dan pembuatan pupuk organik bekerjasama dgn perusda, ” tukasnya. (R)