ATLET TENIS MEJA KOTA PALU KECEWA, BONUS TAK KUNJUNG DATANG PADAHAL RAIH 1 EMAS, 5 PERAK, 2 PERUNGGU DI PORPROV BANGGAI

PALU, Rajawalipost – Sudah mengharumkan nama Kota Palu dengan meraih prestasi gemilang di pekan olahraga provinsi (Porprov) kabupaten Banggai, tetapi jerih payah manis itu tidak berbanding lurus dengan kenyataan. Hal itulah yang dirasakan 9 atlet cabang olahraga (cabor) Tenis Meja Kota Palu yang hingga kini belum menerima bonus dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Palu Demikian ungkapan kekecewaan itu dilontarkan salah seorang atlet Tenis Meja Kota Palu, Mulham kepada Rajawalipost.com di Palu, Jumat malam (30/12/2022).

Kata Mulham, rasa kecewa itu sangat dirasakan para atlet cabor Tenis Meja yang berlaga di Porprov Banggai. Pasalnya, para atlet Tenis Meja Kota Palu sudah berjuang keras dan meraih 1 emas, 5 perak dan 2 perunggu, namun tidak menerima sepersenpun bonus dari KONI Kota Palu. “Kami sudah berjuang mengharumkan nama Kota Palu tetapi penghargaan kepada kami tidak ada sedikitpun,” tutur Mulham dengan nada sedih dan raut wajah yang tidak bisa menyembunyikan kekecewaan.

Ketika disinggung akar permasalahan sehingga bonus tidak diberikan ke atlet cabor Tenis Meja, Mulham secara gamblang menjelaskan bahwa seminggu sebelum Porprov Banggai berlangsung, ada surat KONI kota Palu yang mencoret dan tidak mengakui cabor Tenis Meja bertanding di Porprov Banggai, padahal sebelumnya cabor Tenis Meja masuk sebagai cabor yang dipertandingkan. “Yang saya ketahui, ada surat dari pengurus PTMSI kota Palu ke KONI kota Palu perihal penarikan atlet cabor Tenis Meja dan oleh KONI Kota Palu mencoret cabor Tenis Meja.Tetapi karena cabor Tenis Meja sudah terdaftar di Porprov dan diakui KONI Sulteng, kami kemudian bersepakat untuk berangkat menggunakan dana pribadi ke Banggai dan disana kami diberi ID Card resmi sebagai peserta cabor Tenis Meja,” ungkap Mulham yang mampu meraih prestasi individu 1 emas di kategori ganda campuran, 2 perak dan 1 perunggu.

Olehnya Mulham berharap, KONI kota Palu juga memberikan bonus, uang saku dan perlengkapan TC kepada atlet cabor Tenis Meja sebagaimana cabor lainnya. “Kalau kami rinci bonus dari perolehan medali sebesar Rp. 82.500.000,
uang saku sebesar Rp. 15.500.000 dan
Perlengkapan/uang TC : sebanyak 25.000.000 sehingga
totalnya sebesar Rp.122.500.000,” ucap Mulham.

Sementara itu Anton, pemerhati olahraga Tenis Meja Sulawesi Tengah ketika dimintai tanggapannya merasa ikut prihatin terhadap permasalahan tersebut. Ia prihatin dan terpukul atas kondisi atlet yang sudah berjuang tetapi perjuangan atlet Tenis Meja kota Palu tidak dihargai. “Saya berharap ini diselesaikan dengan baik dan bijaksana,” pinta Anton.

Urai Anton, langkah atlet cabor Tenis Meja kota Palu mengikuti Porprov Banggai sudah benar karena memang sudah terdaftar di Porprov. “Lain halnya kalau mereka tidak terdaftar dan kapasitas tidak bisa bermain di Porprov. Tetapi mereka sudah memilik Id Card sebagai syarat utama peserta Porprov. bahkan pak Nizar (ketua KONI Sulteng,red) mengambil alih dan memastikan cabor Tenis Meja tetap dipertandingkan di Porprov Banggai. Itulah alasan mereka tetap berangkat dan berjuang membawa nama harum Kota Palu” ujar Anton.

Ia juga menyinggung sikap PTMSI kota Palu yang menyurat ke KONI kota Palu perihal pencabutan atlet mengikuti Porprov. Kata Anton, setelah penyerahan atlet ke KONI Kota Palu sudah menjadi tanggungjawab KONI Palu dan bukan lagi ranah tanggungjawab PTMSI Kota Palu. “Kalaupun ada surat pencabutan setelah penyerahan atlet semestinya harus diketahui KONI Sulteng, tetapi sepengetahuan saya KONI Sulteng tidak pernah mendapat surat perihal pencabutan,” ujar Anton.

Mantan Sekretaris umum PTMSI Kota Palu Zulkarnain Otoluwa juga mempertanyakan sikap KONI Kota Palu yang tidak mengakomodir hasil perolehan medali atlet cabor Tenis Meja Kota Palu. “Alasannya tidak di akomodir saya tidak tahu, silakan konfir ke KONI Kota Palu,” tutur Uki, sapaan akrab Zulkarnain Otoluwa dimana pertanggal 28 November 2022 sudah tidak menjabat Sekum PTMSI Kota Palu akibat dibekukan kepengurusannya oleh Pengprov PTMSI Sulteng.

Uki menjelaskan, kepesertaan atlet cabor Tenis Meja Kota Palu di Porprov Banggai sah karena sudah melalui tahapan verifikasi dan validasi keabsahan. “Kenapa dapat emas karena mereka bertanding, kenapa mereka bisa bertanding karena secara administrasi sudah sah. Mereka dapat Id Card dan berhak bertanding. Jadi tolong pisahkan antara persoalan internal di PTMSI Kota Palu dengan porprov.Porprov itu gawean pak Gub melalui KONI Sulteng, kalau berbicara pengprov ada di ranah Kejurprov dan kejurnas. Mau dibekukan atau dinonaktifkan kepengurusan PTMSI Kota Palu tetapi secara administrasi persyaratan atlet boleh bertanding karena sudah memenuhi syarat,” urai Uki.

Olehnya ia mempertanyakan KONI kota Palu yang tidak mengakui perolehan medali cabor Tenis Meja Kota Palu. “Ada apa? ini pertanyaan besar yang harus dijawab KONI Palu, Padahal atlet itu asli dari Palu dan mewakil Kota Palu tetapi kemudian tidak diakui,” pungkasnya. (#/Naf)

About rajawalipost

Check Also

Kampanye di Parimo Program “BERANI” SEHAT diminati warga Bantaya

PARIMO, RAJAWALIPOST – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulteng 2024, Anwar Hafid dan dr. …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *